Selamat Jalan Malaikat Tercintaku :')

15 April 2018,  menjadi hari yang paling menyedihkan dalam hidup. Ditinggalkan orang yang menjadi tumpuanku, membuat semua nya kini terasa hampa dan berbeda.
Pada hari itu, sendu menyapa, tangis menggema dan mengukir luka penuh makna. Mah, mengapa pergimu tak sempat meninggalkan kata? Mengapa kau meninggalkanku begitu cepatnya?
Tak bisa ku pahami awalnya, kepergianmu membuatku benar-benar terpuruk sedalam-dalamnya. Tak bisa pula kubayangkan, bagaimana anak manjamu ini bisa terus hidup tanpa belai lembut kasihmu. Namun, perlahan ku mengerti. Semua ini menjadi akhir yang terbaik untukmu. Ia sudah tak mengingkanmu menderita karna penyakit ganas yang menggerogotimu itu. Ia lebih sayang padamu, Mah .
Aku bukannya tak mengikhlaskan kepergianmu, namun sulit bagiku untuk terbiasa hidup tanpa perhatianmu, tanpa peluk hangat darimu, tanpa marahmu sebagai tanda cintamu padaku.
Semoga, aku dapat bisa tegak berdiri. Walau kini tumpuan hidupku hanya tersisa 1. Walau kini hidupku telah pincang tanpamu.
Tenanglah di Surga-Nya. Kau adalah sosok Ibu yang terbaik bagiku. Tidak ada yang bisa menjadi Ibu sepertimu, dan takkan ada seorangpun yang dapat menggantikanmu dalam hidupku.
Tugasku kini, adalah menata kembali ruang kosong yang kau tinggalkan. Menjadi amal jariyah atas segala doa yang kupanjatkan untukmu. Maaf untuk 19 tahunku yang mungkin terlalu banyak menuaikan luka untukmu. Maaf jika selama mengurusku aku sering susah untuk diatur. Maaf pula aku sering menentang keputusan mu. Sekali lagi, maafkan anak manjamu ini selama kau mengurusku dari lahir. Semoga segala perjuanganmu menjadi lahan amal ditempatmu kini.
Aku merindukanmu kini dan sampai nanti aku menyusulmu di tempat itu, semoga Allah senantiasa mempertemukan kembali kita di tempat terindahmu.
Aku mencintaimu, Mah....


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer